...

Kamis, 24 Maret 2016

Optik Trip to Gunung Papandayan (Part 1)

Hari itu, Sabtu, 21 Februari 2016

Moment yang memang direncanakan sejak lama dan baru kesampaian, kami para asisten laboratorium sistem komunikasi optik melakukan trip ke Gunung Papandayan, Garut. Sehari sebelumnya, kami semua berkumpul di rumah Levi yang ada di Pesona Bali dengan niat awal agar keesokan harinya bisa berangkat bareng saat pagi buta. Waktu kumpul direncanakan jam 20.00 WIB, tapi nyatanya, ya mungkin semua orang sudah pada tahu jam ngaret orang Indonesia seperti apa, sampai-sampai jam 23.00 pun masih ada yang belum datang dan akhirnya kami baru tidur jam 00.00 padahal rencana bangun jam 4.00 pagi hari Sabtunya. haha

Dan apa yang terjadi setelahnya? tidur gak nyenyak, pada kepanasan, dan parahnya pada bangun kesiangan, termasuk gw baru bangun jam 4.30 haha. Tapi gw gak sendiri, maksudnya bukan bangun yang terakhir, anak-anak yang lain lebih parah. Mentok-mentoknya kita mulai berangkat dari rumah Levi sekitar jam 6.00 dan itu panasnya sudah berasa. ya mau gimana lagi.
Kami rombongan naik motor ada 15 orang, pakai 8 motor berbonceng-boncengan, walau ada 1 motor yang cuma sendirian, namanya Fourman. Awalnya sih ada 16 orang, tapi 1 orang batal ikut karena tidak diizinkan oleh orang tuanya. 

Perjalanan pun dimulai.

Awalnya kami naik motor layaknya orang pawai, selalu berurutan dan rapi. Tapi setelah sampai di Rancaekek, pawai pun rusak karena sepanjang jalan disana macet parah akibat pegawai pabrik yang mau masuk kantor, dan akibatnya kami pun tercerai-berai (alay sih bahasanya). Karena pada misah itu pun kami akhirnya terbentuk dalam 2 tim yang berbeda dan saling menunggu. Tim A menunggu B dan tim B juga menunggu tim A karena kami pada gak tau siapa yang di depan dan siapa yang di belakang.

Awal masuk di kota Garut, kami mampir untuk sarapan di sebuah warung kaki lima pinggir jalan. Ada 2 menu, nasi kuning dan bubur, bebas maunya yang mana (gak penting ya). Yang lebih penting adalah setelah makan disana kami pada sakit perut, bukan berarti makanannya yang kurang sehat, tapi emang karena kami belum pada setor di awal. 
Panik, bingung, mau setor dimana, dan tiba-tiba nemu pencerahan ada Indomaret deket sana. Dengan alibi beli minuman kami pun minta izin buat ke toilet. Toilet cuma 1 dan yang antre ada 5 orang termasuk gw sendiri. Dan apesnya gw dapet urutan terakhir dimana gw harus nahan lebih lama, dan lebih apesnya lagi, pas gw masuk ke toilet, air nya udah tinggal sedikit alias limit banget. Ya gimana lagi daripada gak dikeluarin kan wkwkw. (maaf ceritanya sedikit jorok ya).
Singkat cerita, kami sampai di Gunung Papandayan, Garut sekitar jam 10 siang tanpa kendala yang berarti, alhamdulillah. Sesampainya disana rasanya pengen cepet-cepet turun dari motor karena pantat udah panas kebanyakan duduk di jok motor beberapa jam lamanya. 

Semuanya bersiap-siap. Membawa carrier masing-masing yang cukup berat, harusnya sih gak terlalu berat, yang bikin berat itu masing-masing orang bawa Aqua 1.5L 2 botol, gimana gak berat coba. Kalo barang bawaan yang lain sih sebenarnya gak berat-berat amat. Yang gw inget, awal kami hiking masih pada semangat, masih pada kepo gunung yang sebenarnya itu kayak gimana, soalnya mayoritas dari kami orang-orang amatir yang sebelumnya cuma sibuk terkurung di Dayeuhkolot, Bandung. haha. Tapi ya tau lah ya, setelah 30 menit udah pada loyo semua, ada yang kelaparan (gw sendiri), kakinya sakit, bahu sakit, dan sebagainya.. untungnya kami bawa bekal makanan yang cukup, jadi ya langsung dilahap aja deh haha.

Beruntungnya, kami sampai di warung yang jual gorengan disana, walau udah gak hangat alias udah beku karena gorengannya kedinginan, tapi rasanya tuh tetep nikmat tiada tara soalnya emang udah pada kelaparan banget. Dan baiknya lagi, gorengannya cuma seribu per buah, padahal sang penjual harus naik dulu untuk bisa nyampe di warungnya itu, sungguh murah dibanding dengan usaha dia naik gunung dulu untuk jualan. Layaknya orang-orang gaul masa kini, sepanjang jalan kita selalu berfoto ria, bersyukur dengan indahnya pemandangan yang disuguhkan disana. Begitu juga saat di warung, pemandangannya sungguh indah bagai berada di atas awan dengan melihat kawah ke arah bawah. Subhanallah.


Perjalanan berlanjut sampai akhirnya kami sampai di tempat perkemahan, Saladah. Disana sudah banyak tenda yang terpasang milik pendaki-pendaki lainnya. Penampakan yang unik bagiku karena ini pertama kali hiking di gunung yang cukup tinggi dengan berjalanan kaki ditambah dengan udara sejuk dan pemandangan yang top markotop. Apa yang  kami lakukan setelah itu? bukannya langsung memasang tenda dan istirahat, kami malah mampir lagi ke warung untuk mengisi perut, untungnya ada nasi goreng, gorengan, dan mie instan, yumm yumm rasanya nikmat. Sembari cewek-cewek menunggu di warung, kami yang cowok pun langsung bergegas mencari tempat yang pas untuk memasang tenda. Setelah tenda terpasang, jangan lupakan sholat bung, meskipun kita ada di gunung. Enaknya gunung papandayan adalah, disana sudah disediakan mushola dan toilet umum, jadi kami para pendaki tidak kesulitan jika ingin sholat dan buang air.

Hari sudah sore, dari kami ber-15 ada yang jalan-jalan melihat sikon, ada yang nyari kayu bakar buat bikin api unggun malamnya, ada juga yang tidur di tenda. Ya begitulah kami berbagi tugas hehe.

Malamnya, sungguh luar biasa, dinginnya, entah itu berapa derajat disana tapi rasanya sudah mati rasa kalau kita kesana gak bawa jaket tebal atau bahkan jaket tebal yang berlapis-lapis, tetep aja kerasa dingin. Untuk mengurangi rasa dingin, kami bagi tugas lagi, ada yg masak mie instan, buat api unggun, dan ada juga yang kemul-kemulan dengan sleeping bag, hahaha.

Dan tiba-tiba sekitar jam 21.00 saat kami semua bersuka ria main api unggun sambil masak-masakan mie, ada penjaga yang mendatangi setiap tenda. Awalnya kami mengira akan terjadi apa atau ada sesuatu hal fatal yang sedang terjadi, ternyata penjaga-penjaga tersebut mendatangi kami untuk memberikan himbauan agar berhati-hati saat malam hari karena biasanya ada babi hutan yang berkeliaran dan mengganggu para pendaki disana. Sungguh menurut gw itu sebuah layanan yang baik dari panitia/pengurus Gunung Papandayan dengan memberikan himbauan atau warning kepada para pendaki agar lebih berhati-hati dan menjaga diri sendiri dan teman-temannya.

Kami pun tidur sekitar jam 23.30 malam itu.


Read More

Minggu, 20 Maret 2016

Distributed Coordination Function (DCF) IEEE 802.11

DCF


Distributed coordination function (DCF) adalah salah satu sublayer dalam layer MAC. DCF dimiliki oleh semua jenis STA dan metode akses yang paling dasar dari DCF dikenal sebagai CSMA/CA. Metode akses digunakan untuk mengindera medium. Jika kanal sedang idle, maka STA pengirim harus memverifikasi dahulu apakah kanal idle sesuai dengan durasi yang dibutuhkan. Suatu pengiriman dikatakan sukses jika STA pengirim menerima balasan berupa frame ACK dari STA penerima.

Basic Access


Basic Access (BA) adalah metode pengaksesan medium yang harus ada pada seluruh STA dan bersifat mandatory. Tujuan digunakannya BA adalah untuk menghindari kemungkinan terjadinya collision saat pengiriman data antar STA. Dengan menggunakan BA, secara umum suatu STA dapat menunda pengiriman data apabila medium sedang sibuk atau digunakan oleh STA lain. Sedangkan, jika medium idle dalam waktu lebih besar atau sama dengan satu periode DIFS atau EIFS, maka STA berhak untuk memulai pengiriman.

Gambar 1 Mekanisme BA

RTS/CTS


Metode pangaksesan medium yang lain adalah Request to Send/Clear to Send (RTS/CTS). Metode ini bersifat opsional pada setiap STA. Pengembangan metode RTS/CTS adalah dengan penambahan pengiriman frame control berupa frame RTS dan frame CTS untuk meminimalisir terjadinya collision dan mengurangi efek hidden node.
Mekanisme RTS/CTS selalu dikombinasi dengan Network Allocation Vector (NAV). Jika satu STA telah menduduki kanal, maka STA lain akan menginisiasi NAV dimulai sejak akhir frame RTS hingga akhir frame ACK. NAV dapat diibaratkan sebagai durasi waktu satu STA mengakses medium. Dalam durasi NAV, STA lain tidak dapat mengakses medium karena masih ada satu STA yang sedang menduduki kanal. Jika periode NAV telah selesai, maka STA lain diperbolehkan mengakses medium kembali. Berakhirnya NAV bersamaan dengan akhir pengiriman ACK menandakan proses transfer frame telah selesai dan memulai contention window berikutnya.
Mekanisme RTS/CTS dapat dijelaskan melalui analogi berikut. Jika terdapat STA A akan mengirim data ke STA B, maka STA A akan mengindera kanal dalam durasi DIFS. Setelah itu, STA A mengirim frame RTS ke STA B, dan STA B membalasnya dengan paket CTS menandakan bahwa dirinya sedang idle. Pengiriman CTS bersamaan dengan NAV yang dikirim secara broadcast ke STA lainnya. Setelah mekanisme RTS/CTS dilaksanakan, maka STA A diizinkan untuk mengirim data setelah durasi SIFS berakhir.

 Gambar 2 Mekanisme RTS/CTS dan NAV

Frame RTS dan CTS terdiri dari 20 octets dan 14 octets secara berurutan. Penggambaran frame RTS ditunjukkan melalui Gambar 3, sedangkan frame CTS melalui Gambar 4.

Gambar 3 Frame RTS

Gambar 4 Frame CTS

Proses pengiriman menggunakan mekanisme RTS/CTS secara lebih rinci ditunjukkan melalui diagram waktu pada Gambar berikut.


Gambar 5 Diagram waktu RTS/CTS

Prosedur ACK dan CTS

Acknowledgement (ACK) adalah paket frame yang dikirimkan oleh STA penerima apabila paket yang dikirimkan oleh STA pengirim telah berhasil diterima seluruhnya. Paket ACK yang digambarkan melalui Gambar 6, dikirim oleh satu STA yang bukan berupa AP. Sebuah frame ACK akan dikirimkan setelah periode SIFS tanpa mempedulikan medium sedang idle atau busy. Proses awal adalah setelah dikirimkannya paket MAC protocol data unit (MPDU), maka STA pengirim harus menunggu dalam durasi ACK Timeout untuk menentukan apakah paket tersebut berhasil diterima di STA tujuan atau tidak. Jika durasi ACK Timeout telah tercapai dan frame ACK tidak diterima oleh STA pengirim, maka STA pengirim akan menyimpulkan bahwa frame gagal dikirim atau rusak. Selanjutnya, frame MPDU akan dikirim ulang setelah proses backoff selesai oleh STA pengirim.
Jika terdapat satu STA menerima pesan request RTS dari STA lain, maka STA penerima harus mengirim frame CTS. Frame ini dikirim setelah periode SIFS sebagai balasan yang tertuju pada STA pengirim jika ditemukan bahwa medium sedang idle. Sedangkan, jika diketahui medium tidak dalam kondisi idle, maka STA penerima tidak harus membalas dengan pesan CTS. Setelah STA pengirim mengirimkan RTS, maka STA harus menunggu dalam durasi CTS Timeout. Jika tidak ada balasan CTS dalam durasi CTS Timeout, maka STA pengirim dapat menyimpulkan bahwa pengiriman RTS tersebut gagal dan akan memulai prosedur backoff.

Gambar 6 Frame ACK

Read More

Tel-U Berkisah di HCNA Part 2 (END)

Mungkin sudah banyak orang yang menunggu-nunggu kelanjutan dari cerita Tel-U Berkisah di HCNA Part 1 ya...
Oke disini sekarang gw mencoba untuk mengingat-ingat apa aja yang udah gw lakuin saat itu, walau itu rasanya sudah lama banget hehe...


Gw mulai ceritanya dari awal gw dijemput make sebuah bus dari kampus untuk ke Balai Pelatihan (Pustiknas) yang di Ciputat itu.

#1st Day
Hari itu, 16 Mei 2015, gw dan temen-temen gw yang lain dijemput make bus ukuran jumbo dari kampus Tel-U buat dianterin ke Pustiknas. Gw mikir saat itu, baik banget ya Huawei ini, secara kita pake dijemput segala, padahal semua ini gratis alias kita gak dipungut biaya sepeser pun. Bus nya jg bagus menurut gw, gak kayak bus ekonomi bandung-jakarta lah ya, minimal udah ber-AC biar bisa betah di dalam bus pas sampe di Bekasi ntar :) hehe.
Hari itu gw dijemput sekitar jam 2 siang dan langsung diberangkatkan rombongan bersama 40 orang yang lainnya. Oh iya, sebelum keberangkatan HCNA saat itu awalnya dipilih dulu siapa salah satu diantara peserta tiap kampus yang akan menjadi koordinator per kampus, caranya dibroadcast email dari panitia dan kalau ada yang berkenan diminta untuk reply email itu, cukup simpel sih.
Tugas koordinatornya itu gak berat-berat amat kok, yang penting bisa bantuin panitia buat ngumpulin peserta, jadi PJ keberangkatan dan kepulangan, dan PJ di beberapa acara yang diselenggarain di Pustiknas nantinya,
Intinya hari Sabtu, 16 Mei itu waktu kita cuma untuk perjalanan dari Bandung-Ciputat, ngerasain kasur, bantal, dan makanan di asrama, sama jalan-jalan sedikit ke lingkungan sekitar (biar tau daerah). Lalu sekitar jam 20.00 kita dikumpulkan di lobbi untuk ngambil jaket dan kaos polo HCNA.
Oh iya, FYI aja, karena jarak Bandung-Ciputat gak terlalu jauh jadi kita dijemput naik bus. Beda lagi sama kampus-kampus yang letaknya jauh (sebut : ITS, UGM, IT Del), mereka dijemputnya pake pesawat broo *aseli* alias mereka diterbangkan dari kota masing-masing as free.



#2nd Day
Hari Minggu, 17 Mei 2015 setelah sarapan pagi sekitar jam 8.30 para peserta udah masuk ke ruangan pelatihan masing-masing sesuai penempatannya. Mulailah belajar, membaca, menulis, dan mendengarkan materi-materi tentang wireless. Pemateri atau trainer nya dari orang Kominfo. Hari pertama sih yang dibahas masih simpel-simpel lah ya, kalau di kampus gw mirip-mirip dengan materi kuliah PTT (Pengetahuan Teknik Telekomunikasi), apa itu modulasi, encoder, multiplexing, dll.
Sekitar jam 10.00 kegiatan belajar usai, maksudnya break dulu, trus ngapain dong? ya tea time lahh haha. Kayak biasa lah ya tea time kayak gimana modelnya, ada kopi, teh, gorengan, makanan basah, dan temen-temennya. Tapi menurut gw tea time ini spesial sih, karena beda sama tea time yang biasa ada di acara seminar kampus gw, yang ini lebih mewah, dari segi makanan nya yang enak, pengajian yang rapi, dan petugasnya yang cekatan kalau ada piring-piring berserakan. Well organized lah pokoknya,
Abis tea time, jam 10.30 kita masuk kelas lagi dan belajar sampe jam 12.15.
Jam 12.15 break lagi untuk waktu ishoma (istirahat, sholat, makan) sampai jam 13.00. Dan di sela-sela 45 menit yang berharga itu, kebanyakan dari kita manfaatin buat sholat di kamar asrama sekalian tiduran, baru kalau udah kita makan siang deh haha.
Jam 13.00 balik lagi ke kelas untuk belajar sampai jam 15.00, dan jam 15.00 break lagi, untuk apa?? coba tebak!
Buat tea time lagi lah wkwkw, makan lagi, minum lagi sampe kembung. haha
15.30 kita masuk kelas sampai jam 17.00, dan acara belajarnya disudahi sampai jam 17.00 saja. Selebihnya adalah free time kita mau dipake buat apa, maen di kamar, telponan pacar, nongkrong diluar, kenalan sama anak kampus lain, nyari jodoh, bebas deh mau ngapain aja bisa.

#3rd Day
Sama aja kayak #2nd Day sih intinya mah. Maksudnya untuk rutinitas yang sama.

#4th Day
Tanggal 19 Mei 2015 sebenernya bukan waktu untuk belajar, waktu seharian itu dari panitia emang dialokasi'in buat waktu jalan-jalan. Kok jalan-jalan? maksudnya gimana tuh?
Ya, semua peserta dijalak jalan-jalan mengelilingi kota jakarta, bisa disebut vacation lah ya setidaknya.
Sekitar jam 8.00 kita berangkat dari Pustiknas dan destinasi pertama adalah Hotel Sultan Jakarta dan ternyata disana ada MoU antara beberapa kampus peserta sertifikasi HCNA dengan pihak Huawei sendiri (Baca lengkap disini). Kami para peserta bisa dibilang sebagai tamu atau saksi MoU itu berlangsung. Lumayan lah disana daripada cuma berdiam di asrama doang kan, abis itu sekitar jam 11.00 perjalanan lanjut ke Kota Tua Jakarta, disana kami dilepas baknya anak itik yang diberikan kebebasan penuh mau kemana, yang terpenting harus kembali lagi ke bus maksimal jam 17.00.






#5th Day
#6th Day
Sama aja kayak 2nd Day yang diisi dengan belajar, tea time, dan ishoma.

#7th Day
Di hari ke-7 ini sebenarnya sama saja dengan hari ke-2. Tapi malam ini adalah malam penentuan dari tes akhir yang akan dilaksanain keesokan harinya. Malemnya anak-anak pada ngumpul sesuai kampus masing-masing, mereka pada belajar dan saling bertanya tentang materi yang udah dijelasin sebelum-sebelumnya.
Emang materinya apa aja sih?? nih gw kasih gambaran sedikit, intinya sih tentang sistem wireless WCDMA (Wideband Code Division Multiplexing). Kita belajar perangkat-perangkat BTS, BSC, antena, jenis kabel, setting BTS, Kita dikasih 3 modul:

  • Modul 1 : WCDMA RAN overview, BSC 6900 and BTS 3900 Product Description
  • Modul 2 : BTS 3900 Local Commissioning, BSC 6900 Operation and Maintenance, BTS 3900 Operation and Maintenance, NodeB Troubleshooting, BTS 3900 Quick Installation Guide 
  • Modul 3 : Latihan soal

#8th Day
Ini adalah hari terakhir kita di HCNA 2015, seperti biasanya, diawali dengan sarapan dan langsung dilanjutkan dengan tes/ujian akhir yang akan menentukan hasil kelulusan dari sertifikasi kita. Kalau tidak salah waktunya sekitar 2 jam dan bentuknya pilihan ganda, in english, dan pastinya susah gak seperti yang kita perkirakan, haha.
Keluar dari ruangan kelas jam 11.00 dan muka para peserta udah pada kusut semua, gak kayak biasanya. Setelah ujian akhir ada tea time dan berikutnya langsung diminta packing barang-barang kita karena sekitar jam 14.00 bus jemputan sudah datang dan siap mengantarkan kita kembali ke Bandung.
Jam 12.30 hari itu adalah waktu makan siang terakhir di asrama Pustiknas, setelah makan siang dilanjutkan dengan acara penutupan dan pembagian sertifikat tanda participant (bukan kelulusan). Abis acara ditutup, kayak anak hits jaman sekarang, selalu diakhiri dengan foto bareng dan selfie selfie ria.



Selang sekitar satu bulan setelah acara selesai, pengumunan hasil tes pun keluar, seperti biasanya, ada yang beruntung lulus ada juga yang kurang beruntung, Dan alhamdulillah aku salah satu anggota yang beruntung, alhamdulillah :)

Dan yang bisa gw bilang, lu gak rugi ikutan acara ini! gw jamin, bukan cuma karena biaya nya yang gratis dan semua ditanggung Huawei, lu juga bisa dapet ilmu baru, banyakkk ilmu, rekan baru, pengalaman, dan lu juga bisa nambah-nambahin konten CV lu hehe :)


~ Good luck buat kalian calon participant HCNA selanjutnya ~
Read More