Malam itu, saat aku merasa jadi pengangguran tanpa pekerjaan berat seperti hari-hari sebelumnya. Mencari kesibukan kesana kemari dan merasa bosan dengan rutinitas selama ini. Entah apa yang aku pikirkan saat ini, merasa jadi orang yang tak punya arah setelah 'hampir' menyelesaikan masa studi di kampus. Apakah aku yang belum tau tentang dunia kerja setelah lulus itu seperti apa, belum tahu teori yang aku pelajari itu penerapannya bagaimana, atau mungkin aku hanya butuh waktu untuk mengistirahatkan diriku saja? Aku belum berhasil menemukan jawaban itu.
Kapan terakhir kali aku memikirkan apa
sebenarnya tujuanku merantau dari jauh ke Bandung untuk menuntut ilmu di bangku kuliah, yang katanya
hanya sebagian kecil orang Indonesia yang bisa merasakan duduk di kursi-kursi
perkuliahan ini.
Ya, setelah hampir 4 tahun aku tinggal di
Bandung, tepatnya aku berkuliah di Tel-U, aku belum menemukan arah mau dibawa
kemana hidupku kedepannya. Apakah melanjutkan kuliah, diperkerjakan, atau mungkin bisa mempekerjakan. Dan pertanyaan-pertanyaan
itu menjadi beban pikiranku sekarang, sangat menjadi beban. Bagaimana tidak,
aku yang sekarang ini belum sidang tugas akhir karena sidangnya masih minggu
depan dan berarti belum dinyatakan lulus alias masih berstatus mahasiswa
merasakan bahwa berdiam diri tanpa pekerjaan (read : pengangguran) itu tidak enak. Bagaimana kalau sampai aku nanti
setelah lulus dan belum mendapat pekerjaan tetap sesuai dengan yang
keinginanku, semoga saja tidak, naudzubillah.
Aku salah, aku keliru mengambil keputusan.
Aku terlalu menitik beratkan pada cepatnya masa studiku dari kampus ini, karena
banyak orang bilang "kuliah itu jangan lama-lama, nanti makin susah". Aku masih
kurang bisa menggali potensi yang ada dalam diriku, mengembangkan hal-hal dasar
yang sebenarnya bisa lebih aku pelajari di bangku kuliah, tidak hanya teori
tapi juga praktek. Aku tidak menyalahkan kutipan tadi, memang benar semakin
lama kuliah itu semakin berat, tapi juga harus diimbangi dengan kemampuan
softskill dan hardskill kita yang mumpuni. Kalau halnya kalian sekarang membaca
postingan ini, coba renungkan hal-hal apa saja yang sekiranya masih belum
kalian pahami, belum kalian kuasai, cobalah dari sekarang gunakan waktu 24 jam sehari,
7 hari seminggu yang kalian punya untuk lebih menggali potensi diri kalian.
Potensi diri bisa
kalian kali dari banyak tempat, bisa dari keaktifan kalian di organisasi inter
dan intra kampus, tempat kursus, atau bahkan membentuk kelompok diskusi bersama
teman-teman kalian. Cobalah dari sekarang belajar public speaking, belajar jadi
orang yang paling kepo sejagat, seneng belajar hal-hal baru, dan banyak yang lain.
"Arti keberhasilan dalam dunia perkuliahan bukanlah seberapa cepat kamu menyelesaikan studimu, tapi apa saja yang sudah kamu capai selama kuliah"
Tak apa kalau kalian
harus mengorbankan waktu yang kalian punya demi kepentingan yang lebih
bermanfaat ini, berkurang waktu tidur, terkuras waktu kongkow bareng temen, terbatasnya
waktu kalian buat jalan-jalan, stop nge-php-in gebetan, berhenti usaha buat
deketin pacar orang, itu semua emang harus dikorbankan. Satu hal yang masih aku
yakini sampe sekarang adalah kalau kita ngabisin waktu untuk pacaran di masa
kuliah, aku rasa itu keputusan yang kurang pas, karena apa? Kita masih bisa
bahagia walau tanpa pacar di masa sekarang, kita masih ada temen yang setia
nemenin kita kemanapun. Masalah pernikahan? Tenang, jodoh itu ada yang ngatur, meskipun
kalian seorang cowok, yang kita butuhkan sekarang adalah
“Memantaskan diri untuk dipilih, bukan bergerilya untuk memilih”
-back to the topic-
Aku yang sekarang ini
masih terkatung-katung, tetap memikirkan apa yang salah dengan hari-hariku
sebelumnya, atau apa sebenarnya spesialisasi yang aku kuasai, bidang
telekomunikasi kah, fiber optik kah, public speaking, perpolitikan, organisasi,
atau yang lainnya?
Ya aku bisa bilang,
aku bisa mengerjakan itu semua, secara profesional, berdasarkan tuntutan. Tapi apakah
aku nyaman melakukan hal itu? Hanya aku yang tahu.
Kalau boleh bilang, hampir
semua bidang di kampus sudah aku coba, aku sudah pernah tergabung di dalamnya,
sampai akhirnya di masa akhir kuliahku ini aku diberikan tanggung jawab menjadi
Wakil Ketua HMTT dan Asisten Laboratorium Sistem Komunikasi Optik, berikut
dengan tugas utamaku untuk menyelesaikan tugas akhir.
Tapi balik lagi,
kalau boleh aku bercerita, aku kuliah di jurusanku yang sekarang ini adalah
bukan cita-cita utamaku, bahkan aku tak tahu ada jurusan seperti ini. Aku dulu
semasa SMA aktif di kelompok belajar kimia, sempat mengikuti OSN kimia, dan
rasanya senang berikut mencintai dengan pelajaran-pelajaran kimia, mulai dari
pembelajaran reaksi kimia, senyawa atom, ikatan, dll. Sampai akhirnya aku dulu
ingin sekali melanjutkan kuliahku di jurusan Teknik Kimia ITS, dan perjuanganku
kala itu cuma sebatas apply di jalur masuk undangan ke ITS, bersama
teman-temanku yang lain. Tapi naasnya, aku dan teman-temanku yang lain gagal
disana. Perbedaannya adalah, kalau teman-temanku masih berjuang untuk bisa
masuk lewat jalur SNMPTN, perjuanganku berhenti sampai situ karena aku sudah berhasil
diterima di salah satu kampus swasta di Bandung, kampus dimana aku belajar
sekarang. Tanpa berpikir panjang, kala itu, seluruh keluargaku mendukung penuh
aku berangkat ke Bandung untuk menuntut kuliah, bagi mereka sebuah kebanggaan salah
satu anggota keluarganya bisa berkuliah di kampus Tel-U (dulunya dikenal
sebagai STT Telkom). Tapi tidak bagiku, dalam hatiku terdalam aku masih ingin
berjuang masuk di jurusan Teknik Kimia, sampai akhirnya semua teman-temanku
seperjuangan SMA, terkecuali aku, berhasil masuk di jurusan TekKim ITS dan
UNDIP.
Tapi begini,
kekecewaan itu sudah terlewati hampir 4 tahun yang lalu. Ibarat suatu berita,
berita itu sudah tidak up-to-date lagi, percuma adanya kalau kita masih
nostalgia dengan hal-hal yang lalu, seperti halnya kamu kalau masih tidak bisa
move on dari mantan, haha. Bagiku sekarang, bagaimana aku bisa memanfaatkan
karunia yang diberikan oleh Allah SWT, mempergunakan waktu dan kesempatan yang aku
miliki semaksimal mungkin, dan terus menggali potensi dalam diriku. Terus
berjuang, berdoa, dan tawakkal.
"Kamu sudah terlambat untuk memikirkan hal seperti ini, memikirkan kesalahanmu yang memaksakan kamu untuk tetap berada di jalan yang bukan arah dan tujuanmu"
Yang aku yakini sekarang, Allah Maha
Baik kepada kita semua, Allah akan selalu melindungi dan memberikan jalan
terbaik kepada kita. Memang kita masih belum tahu apa yang ada di ujung jalan, tapi
sebenarnya kita bisa meng-create kejadian di ujung jalan nanti, lewat
usaha-usaha kita sekarang.
Selamat Hari Valentine,
untuk kalian yang merayakannya.
Semoga takdir baik selalu berpihak
pada kita.
7 komentar
Ada sebagian orang yang kuliah sampe lebih dari 4 tahun dan mereka menyesal. Ada juga sebagian orang yang kuliah kurang dari 4 tahun dan mereka pun menyesal.
Ada sebagian orang yang expert atas sesuatu yang bukan kesukaannya. Ada juga sebagian orang yang sekeras apapun berusaha, dia tidak kunjung expert di bidang yang dia sukai.
Such a drama. Well, life is drama.
tapi kalau dari aku kamu keren kok ri
hahahahah
malah "kadang" ane minder samamu
wawkakakakaka
ya tinggal pilih aja sih
ga akan ada yg sia sia
seminimal nya dapat pelajaran
weee thanks An anyway. Semua orang punya kelebihan dan kemampuan di masing2 bidang yang beda2 kok.
Semoga sukses untuk kita semua, yang terpenting jangan lelah untuk selalu belajar. (y)
keren bang tulisannya , jadi termotivasi hehehe terimakasih bang
haha, good luck buat lu Syad!
Subhanallah. aduh makin ngefans nih hahahha. mriiiiiii itu yg gue rasain skrg :(
wahhhh gw punya fans ternyata sekarang.. haha, banyak2 berdoa dan berusaha juga ya Lev, semoga segera diberikan petunjuk yang terbaik. Amin